Sabtu, 22 Oktober 2022

Roda Kehidupan - Kimetsu No Yaiba (Kamado Tanjiro)

Kata Bijak Anime - Kamado Tanjiro (Kimetsu No Yaiba)


Kehidupan kami memang tidak mudah, tapi kami bahagia.

Kehidupan itu sama seperti langit, selalu bergerak dan berubah.

Langit tak selalu cerah, juga tak selalu turun salju.

Kemudian saat kebahagiaan hancur, aku selalu mencium aroma kematian


( Kamado Tanjiro - Kimetsu No Yaiba Eps : 1 )

—------

Kita udah sering denger kalimat tentang “hidup itu seperti roda yang berputar”, yang berarti kita punya giliran untuk merasakan bahagia dan menderita, kaya dan miskin, gagal dan berhasil. Tapi apakah kita juga berpikir bahwa durasi untuk keduanya itu tidaklah selalu adil. Atau bisa dibilang, kitalah yang menentukan roda itu harus berputar sekarang atau nanti. Saat roda memposisikan kita ada pada kondisi menderita, jika kita tidak berusaha untuk bahagia maka roda itu mungkin tidak akan berputar. 

Kebahagiaan Si Penderita

Saat kita memberikan uang dengan nominal Rp.50.000 kepada anak Si Miskin dan Si Kaya. Kita bisa bilang ini adalah bentuk sederhana dari keadilan yang merata. Tapi bagaimana reaksi terhadap keduanya, belum tentu akan sama. Anak Si Kaya mungkin akan menganggap pemberian ini adalah hal yang biasa saja. Tapi bagi anak Si Miskin, bisa jadi nominal itu adalah hal yang luar biasa seolah dia bisa membeli semuanya dengan uang itu. 

Kita sering menilai sesuatu berdasarkan penilaian singkat dari apa yang kita pahami dan menjadi asumsi instan, tapi mengabaikan latar belakang dari object penilaian  itu sendiri. Ini membuat kita sering beranggapan bahwa kondisi seseorang yang tidak lebih baik dari kita itu harus kita kasihani. Secara umum yah memang wajar, tapi satu sisi kita sering merasa bahwa mereka itu lebih sering tertawa dan terlihat bahagia jika dibandingkan kita yang bahkan untuk senyum saja sudah sulit dan tidak punya waktu untuk bercanda.

Biasanya kita akan menilai bahwa kemiskinan adalah sumber penderitaan. Tapi kita lupa kalo salah satu senyuman terindah itu ada pada wajah orang bersyukur dengan nikmat Tuhan atas apa yang diberikan. Meskipun kita akan terlihat naif untuk bilang senyuman itu mewakilkan kebahagiaan. Tapi bisa kita simpulkan bahwa kemiskinan hanyalah salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kebahagiaan kita, di sisi lain kita lah yang menentukan mau bahagia atau tidak. 

Roda Kehidupan

Kita memang sudah sering mendengar tentang roda kehidupan akan selalu berputar. Suatu saat kita akan berpindah dari satu kondisi ke kondisi lain. Tapi ada hal yang kita benar-benar lupa bahwa roda akan berputar jika kondisinya normal dan memungkinkan untuk bergerak. Sama seperti manusia, kehidupan kita mungkin akan berubah menjadi lebih baik jika kondisi kita memang sudah sewajarnya untuk berubah. Untuk alasan apapun tidak ada istilah melangkah tanpa menggerakkan kaki. Jika kita diam mungkin kehidupan kita pun bisa saja tidak berubah sama sekali. Layaknya roda pada motor yang sedang diparkir.

Banyak dari kita itu berprasangka terlalu apa adanya pada takdir. Padahal takdir itu sendiri berharap adanya roda yang selalu berputar untuk memastikan kehidupan ini berjalan seperti seharusnya. Ada yang lahir dan ada yang mati, ada yang jatuh miskin dan ada yang menjadi kaya. Tapi kondisi di zaman sekarang, kita sebagai manusia sudah mengubah algoritma kehidupan dimana  sistem hidup kita ini sudah tidak normal. Meskipun tidak untuk semua aspek kehidupan.

Langit tak selalu cerah dan tidak selalu turun salju. Bahkan alam pun sudah menyindir kita bahwa hidup itu harus selalu bergerak. Kita tidak bisa berharap selalu turun hujan untuk terus diam di rumah, dan ada waktunya matahari harus terbenam sebagai alarm bahwa kita itu punya waktu untuk istirahat. Kurang lebih seperti ini lah alam memberitahu kepada kita tentang sistem kehidupan. 

Titik Awal Kebencian

Suatu saat, kita akan menyadari bahwa roda itu pun tidak selamanya akan berputar meskipun kita berkehendak untuk bergerak. Ada kalanya roda itu bocor, kempes atau rusak yang membuat kita itu harus berhenti meskipun kita tidak mau. Akan ada masa dimana kita harus memperbaiki roda itu untuk tetap bisa jalan. 

Ya, sama seperti hidup kita yang pasti akan mengalami hal yang tidak kita inginkan. Entah itu, kita sendiri yang mengalami musibah atau kehilangan salah satu keluarga yang kita anggap sangat penting. Kondisi ini lah yang akhirnya membuat kita berhenti sejenak untuk berjalan setidaknya untuk memperbaiki mental yang sedang rapuh. 

Kondisi rapuh ini sering membuat kita membenci banyak hal yang bahkan tidak berkaitan dengan musibah itu sendiri. Umumnya kita akan menghindari keramaian untuk sekedar menenangkan diri sebagai proses penyembuhan mental yang sedang rapuh. Dan memang tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain itu. 

Setidaknya ini akan menjadi gambaran dari makna roda kehidupan. Bahagia itu fana, begitupun juga dengan penderitaan. Rotasi dari keduanya itu tergantung dari bagaimana kita bersikap dengan kondisi apapun. Orang kaya sekalipun, tidak akan merasa bahagia atau bahkan tidak nyaman dengan kondisinya jika salah memiliki sikap dan mental yang tepat. 

Kita bisa beranggapan bahwa kekayaan itu memang bisa diwariskan untuk dinikmati oleh generasi selanjutnya, tapi tidak dengan kebahagiaan. Kita mungkin bisa memahami bagaimana seorang pewaris berjuang, tapi bukan berarti kita bisa melakukan atau mengalami hal yang sama. Setidaknya untuk mau memulai dari 0.



Selasa, 18 Oktober 2022

Rasio Kepribadian - Jujutsu Kaisen (Mahito)

    Kata Bijak Anime - Mahito (Jujutsu Kaisen)


Seperti manusia yang makan, tidur dan berzinah.

Kurasa ini adalah naluri kutukan.

Meski kita memiliki akal sehat, namun bukan alasan untuk melawan naluri kita. Jiwa kita adalah gabungan antara naluri dan akal sehat.

Orang lain tidak berhak mengkritik campuran rasiomu. Tapi aku yakin jiwamu seperti di batasi


( Mahito - Jujutsu Kaisen Eps : 19 )

—------

Kita sebagai manusia memiliki pengalaman yang unik dengan berbagai macam budaya dan lingkungan yang berbeda. Baik persepsi, opini dan perspektif yang kita punya pun akan berbeda satu sama lain berdasarkan bagaimana kita tumbuh di lingkungan tersebut. Tapi dibalik perbedaan itu, kita memiliki naluri yang sama sebagai manusia. 

Naluri dan Akal Sehat

Kita menjumpai banyak orang dari berbagai tempat dan menyadari bahwa manusia itu unik dengan berbagai macam tipe kepribadian dan perilaku yang berbeda. Faktor lingkungan dan budaya adalah salah satu penyebab kita menjadi sesuatu yang berbeda satu sama lain meskipun kita berasal dari jenis yang sama. 

Dimanapun kita berada, pada dasarnya kita memiliki naluri yang sama sebagai manusia. Membutuhkan makan, tidur dan keinginan seksual. Kemudian naluri ini akan membentuk suatu perspektif ketika mulai mencampurnya dengan akal sehat yang sesuai dengan norma kehidupan di berbagai tempat disertai dengan perilaku yang unik menyesuaikan budaya masing-masing. 

Kita bisa bilang suatu prinsip atau sudut pandang kita ini benar di tempat kita berpijak karena setiap tempat memiliki standar moral dan norma yang berbeda . Tapi belum tentu hal itu dikatakan benar di tempat lain. Ini karena campuran rasio antara naluri dan akal sehat kita tidaklah sama dengan semua orang. Ada banyak hal yang tidak kita alami di tempat kita berada namun orang lain mengalaminya dan ada banyak hal yang tidak kita ketahui di tempat kita namun orang lain mengetahuinya di tempat lain. 

Mengkritik Rasio

Salah satu hal yang tidak pernah berubah dari kehidupan kita dari dulu hingga sekarang adalah kita tidak pernah bisa mendamaikan sudut pandang banyak orang, meskipun kita tahu caranya. Naluri kita untuk tetap bertahan hidup dan mencapai kebahagiaan, sering kali menganggu kehidupan orang lain baik sadar maupun tidak kita sadari. Hingga akhirnya, orang yang merasa terganggu akan mengkritik sudut pandang kita yang dirasa mengganggu. Ini seperti rantai besi panjang yang belum tau dimana ujungnya. Sulit untuk diputus tapi kita tidak tahu dari mana awalnya dan dimana akhirnya. 

Tanpa kita sadari pun, kita sering mengkritik sudut pandang seseorang tanpa kita mengetahui apakah yang kita lakukan ini benar atau tidak. Bahkan mungkin kita itu tidak tahu, standar dari sebuah kebenaran itu yang seperti apa. Kita hanya tahu, apapun hal yang tidak kita setujui adalah hal yang salah. 

Kita hanya melakukan sesuatu berdasarkan naluri kita untuk memenuhi apa yang kita butuhkan dan kita inginkan. Sedangkan cara yang kita lakukan untuk mendapatkan itu, kita tidak benar-benar tahu apakah itu hal yang benar atau salah. Kita bisa bilang ini cara yang benar sesuai dengan ajaran keluarga dan lingkungan kita. Tapi kita tidak bisa secara mutlak bilang ini berlaku untuk semua orang dimanapun. 

Pagar Untuk Kebebasan

Hal tersebut menunjukkan bahwa, kita tidak berhak mengkritik sudut pandang seseorang tanpa mengetahui latar belakang apa yang ada pada mereka, begitupun sebaliknya. Yang berarti hak kita itu dibatasi oleh hak orang lain, dan ini  membuat kita itu bebas berpikir tapi opini kita seperti dibatasi oleh sesuatu yang tak bisa kita lihat tapi ada dimana-mana.

Meskipun kita bebas untuk menciptakan sudut pandang dan opini sesuai campuran rasio yang kita punya, bukan berarti kita bebas untuk mengklaim bahwa standar kebenaran itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Ada pagar tak terlihat yang membatasi pemikiran kita dan akan selalu ada selama kita hidup berdampingan dengan manusia lain. 

Kesimpulan dari kata “kebenaran” itu pun sebetulnya tidak akan pernah mencapai kebenaran mutlak. Hal ini karena kapasitas kita sebagai manusia itu terbatas hanya mengetahui apa yang bisa kita tahu dan tidak bisa menjangkau semua realita yang ada. Selama waktu berjalan dan semakin bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kesimpulan yang ada di pikiran kita akan saling tumpang tindih, bahkan sampai kita tidak tahu kebenaran itu sebetulnya yang mana. 

Yang jelas, kita bebas dalam berpikir dan mengkritik seseorang namun ada kalanya hal itu tidak perlu diungkapkan secara lisan. Cukup jadikan perbandingan untuk menjelaskan “mengapa kita seperti ini ?” dan “mengapa mereka seperti itu ?”. Kita hanya perlu mencari penyebabnya. Dan anggapan soal betul atau salah, kita tidak berhak memutuskan secara sepihak. Cukup kita pelajari saja.




Senin, 10 Oktober 2022

Episode Belum Berakhir - Kimetsu No Yaiba (Kamado Tanjiro)

 Kata Bijak Anime - Kamado Tanjiro (Kimetsu No Yaiba)


Sebanyak apapun kau kehilangan, kau harus tetap hidup. Tak peduli seberapa kejam kenyataannya.


( Kamado Tanjiro - Kimetsu No Yaiba Eps : 7 )

—------

Kematian itu bisa kita sebut bagian dari proses untuk menyadarkan kita bahwa manusia adalah makhluk yang fana. Kita cenderung sulit untuk menerima kenyataan bahwa orang yang kita anggap penting itu suatu saat akan pergi. Di saat yang sama, kita juga cenderung takut akan kematian. Artinya kita sendiri menolak konsep dari ke fanaan itu sendiri.

Hilang

Kehilangan nyawa seseorang yang penting bagi hidup kita itu memang menimbulkan luka pahit yang akan membekas dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk benar-benar hilang. Semakin panjang umur kita, maka kita mendapatkan kesempatan untuk merasakan sensasi itu lebih banyak. Satu persatu kita akan mengalami sensasi yang sama berulang-ulang seolah Tuhan itu ingin menunjukkan bahwa selanjutnya adalah giliran kita. 

Meratapi kamatian, baik yang telah terjadi kepada orang lain maupun kematian yang sudah menunggu kita, itu bikin kita berpikir seakan kita itu “hanya datang untuk pergi”. Iya, ini kalimat sederhana yang  bisa bikin kita itu berpikir panjang untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat meskipun setidaknya hanya untuk satu orang, karena pada akhirnya kita akan mati juga. Dan kita akan cenderung melakukan apapun asal kita senang atau bahagia.

Kita terlalu fokus dengan hasil akhir tapi sering lupa dengan apa yang menjadi dampak sebelum dan sesudah kematian. Karena meninggal dengan memberikan manfaat dan hanya sekedar meninggal itu sama sekali berbeda. Bukan soal namamu teringat oleh banyak orang setelah pergi, tapi kita bicara tentang seseorang atau banyak orang yang hidupnya menjadi lebih berarti berkat keberadaan diri kita.

Frekuensi Ikatan Yang Berbeda

Jika memang kematian sudah menjadi siklus hidup yang tidak bisa kita hindari, ya sudah, cukup nikmati aja apa masih tersisah dalam hidup kita. Kita memang sering melihat dalam film bahwa kematian satu orang dapat memberikan dampak besar bagi perilaku hidup seseorang. Itu ngga salah dan wajar. Ngga ada kata lain selain “sabar dan kuat” yang bisa diucapkan oleh teman-teman kita.

Saat kita berada di posisi berduka, kita harus menghargai apapun kata-kata duka dan penyemangat dari orang lain. Meskipun kita bisa menganggap bahwa kalimat itu tidak berguna pada saat itu karena mereka tidak tahu apa yang kita rasakan. Yah, setidaknya kita bisa bilang itu hampir betul tapi tidak tepat. Karena memang tugas seseorang yang tidak merasakan sakit lah yang memberikan kata-kata manis untuk kita yang sedang terluka. Begitupun kamu pada saatnya tiba, saat kerabatmu sedang berduka, kamulah yang sedang tidak merasakan sakit untuk memberikan kata-kata penyemangat itu. 

Jadi, jangan pernah menganggap bahwa mereka tidak mengerti. Kita hanya berbeda frekuensi ikatan terhadap orang yang telah pergi, yang membuat frekuensi emosi kita berbeda di momen itu. Pada saatnya tiba pun, ledakan emosi itu akan berbalik ke orang lain. Dan mungkin kata-kata penyemangatmu akan dianggap ketidakpahaman atas emosi mereka. Siklus ini akan terus berputar dan tak akan pernah habis. 

Episode Belum Berakhir

Kita bisa memastikan bahwa cepat atau lambat, ledakan emosi kita akan memudar atau hilang. Dan akan menyadari bahwa perginya seseorang bukanlah akhir dari episode kehidupan kita. Ini hanya salah satu fase kehidupan kita yang mungkin tidak kita inginkan tapi kita membutuhkan ini. Mungkin bisa kita sebut jeda waktu yang membuat hidup kita berhenti sementara, dan dengan sendirinya kita akan memahami bahwa tak ada akhir kecuali kita sendiri yang pergi. 

Kita bisa menganggap bahwa ini adalah spoiler dari Tuhan, agar kita memahami lebih dalam apa itu kematian dan apa dampak dari kematian kita. Meskipun kita tidak bisa memastikan kapan waktunya tiba, tapi kita bisa memastikan kapan kita siap untuk pergi.

Kenyataan Memang Tak Pernah Indah

Realita kehidupan memang tak akan pernah indah karena pada dasarnya tempat kita berpijak sekarang ini hanyalah sebuah jembatan untuk menuju tempat yang lebih indah. Tempat ini hanyalah panggung dari sebuah kontes untuk menentukan kita sebagai peserta apakah layak untuk masuk ke sebuah panggung yang sebenarnya atau tidak, katakanlah tempat itu kita sebut surga.

Kita mungkin bisa mempelajari seperti apa jembatan itu, bagaimana melewatinya, apa saja yang bisa kita lakukan untuk bisa sampai ke seberang dengan jembatan itu. Dan hanya sebatas itu. Untuk itulah kita harus tetap berdiri tegak meskipun kita jatuh, terdorong, atau terinjak. 

Melihat seseorang jatuh dari jembatan memang bisa menganggu mental kita, terlebih itu adalah orang penting dalam hidup kita. Tapi bukan berarti kita harus ikut jatuh atau diam dan sekedar melihat dengan tangis jika tidak bisa menolongnya, karena kasih sayang itu tidak akan menyeret kita untuk ikut menderita, tapi akan menjauhkan kita dari penderitaan.  

Perlu kita pahami bahwa tidak ada tempat yang nyaman selain pikiran kita sendiri yang membuatnya. Berjalan dengan rasa sedih dan berjalan dengan rasa bahagia adalah dua hal yang sama, yang membedakan adalah pikiran kita sendiri



Kamis, 06 Oktober 2022

Berganti Episode - High And Low Final Mission ( Cobra )

Pernah ga sesekali kita buka folder di memori kita, terus bayangin apa aja hal2 nakal, aneh atau bahkan lucu untuk kita inget. Trus lu tuh senyum-senyum sendiri. Dan lu sadar ada perbedaan “Ko gw bisa kaya gitu yah dulu ?”

Usia muda, usia dimana kita ngerasain hidup itu kaya permen nano-nano ( manis asem asin, ramai rasanya ).

Itu adalah momen dimana beranda kehidupan kita tuh rame dan berwarna, ngga sedikit kejadian kejadian yang kita alamin akan jadi pengalaman hidup yang mungkin sangat berkesan di masa tua kita nanti. Mulai dari perilaku kita yang nakal, ceroboh, sok tahu atau mungkin sok bijak. Apapun pengalaman yang kita punya saat itu, ya udah. Itu memang udah harus terjadi. Kita ga perlu menyesal ataupun terlalu bangga dengan itu. 

Ga sedikit dari kita mungkin menyesal dengan masa lalu yang kurang menyenangkan, dan banyak juga dari kita yang merasa bangga dengan masa lalu kita sendiri. Yah dua duanya ga salah. Toh kita juga udah banyak nyaksiin bahwa ngga selamanya masa lalu yang kelam itu  bakal bikin masa depan kita suram. ataupun sebaliknya. 

Bagi sebagian besar orang normal mungkin serial High and Low ini cuma sekedar film yang menunjukkan contoh buruk dari sebuah generasi sampah yang hidupnya tuh bergantung dari perkelahian. Yah memang nggak sepenuhnya salah. Tapi, kalo kita lihat fenomena ini dari sudut pandang lain mungkin kita juga akan punya persepsi yang beda. Ketika kita ada di posisi sebagai masyarakat normal yang melihat mereka sebagai sampah masyarakat yang hidupnya ga jelas, bukan berarti kita berhak menilai bahwa mereka tidak punya prinsip hidup. Bisa aja mereka tuh cuma ga punya kesempatan lebih untuk ada di circle yang tepat.

Di Serial High And Low The Movie, tepatnya yang Final Mission. Cobra Leader dari Sannoh Renggokaii  mengucapkan kalimat yang menarik bahwa :

“Kita akan dewasa dalam waktu dekat. Berkelahi, menyebabkan masalah dan bahkan berdebat dengan teman.

Tapi bahkan jika kita melakukan kesalahan, waktu yang kita coba untuk hidup dengan putus asa akan menjadi kekuatan. 

Karena itulah aku ingin menghargai hidup saat ini.”

Cobra (High And Low : Final Mission)


Nah, Mungkin ga sih kata-kata ini bisa keluar dari orang yang sering tawuran ?  

Mungkin kita cuma bisa dapet jawaban itu klo kita ada di circle mereka dan beradaptasi dengan gaya hidup mereka. Dan lu bisa bilang kalo itu cuma ada di dunia fiksi. Yah itu betul. Tapi kita nggak bisa menilai dan menentukan kualitas seseorang cuma berdasarkan tempat dimana dia beradaptasi. Karena masih ada banyak faktor lain yang berpengaruh pada cara berpikir seseorang. Bisa jadi mereka lebih bijak, siapa yang tahu.

Apa yang di katakan Cobra itu menurut gw adalah konteks nyata yang mungkin setiap orang bakal ngerasain momen itu, tanpa terkecuali mau itu orang baik atau orang ga bener sekalipun. Beberapa dari kita mungkin pernah atau memang lagi ngerasain bahwa saat ini kita ada dalam fase itu. Mulai terbesit di pikiran bahwa sebentar lagi gw akan dewasa, cerita kemarin tuh udah jadi coretan pena yang mesti kita simpen dalam lemari untuk suatu saat kita buka lagi sebagai kenangan saat kita udah dewasa. 

Kelam atau enggaknya masa lalu kita, yah itu udah gak penting. Saat kita udah berusaha nyoba untuk tutup buku yang isinya coretan masa lalu kita. Artinya hidup kita mungkin aja baru dimulai. Kita bisa anggap bahwa semua kejadian yang kita alami dan dampak yang kita rasain sekarang akibat perilaku kita dulu sebagai Kata Pengantar dalam Buku. Berpengaruh tapi belum tentu menentukan masa depan lu secara mutlak.

Setelah Kata Pengantar sudah selesai, yaudah kita akan akan memulai BAB baru dengan gaya coretan yang mungkin aja akan berbeda. Semua akibat dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat, kita bisa jadiin itu sebagai kekuatan untuk melangkah lebih hati-hati. Dengan kita menyadari itu semua, dan terus melangkah untuk berjuang dengan coretan baru. Kita tuh udah menghargai hidup kita sendiri. Selangkah lebih maju dibandingkan orang-orang yang nggak pernah menyadari kesalahan2 mereka dan terlalu percaya diri bahwa hidup mereka tuh udah sempurna. 

Seperti dalam film, kalo serial hidup kalian yang berwarna mungkin sudah mendekati Injury Time (Menit menit akhir). Saatnya berganti episode dengan warna yang lebih solid. Kalo sebelumnya episode kehidupan kalian lebih fokus dengan dunia tongkrongan, persahabatan, kenakalan dan santai. Ya Mungkin episode berikutnya akan lebih fokus dengan karir dan nyari jodoh. Sudut pandang kita pun mungkin akan berubah tentang kehidupan. Bukan berarti kita meninggalkan dunia itu. Inget, kita cuma merubah fokus dan sudut pandang. Dan kita pun harus sadar bahwa, ini memang siklus yang harus terjadi. 

Kalian bisa perhatiin Satu per satu baik kita ataupun temen kita pasti akan berada momen itu, jadi jarang nongkrong, lebih sibuk, atau perilakunya mulai berubah. Dan ketika teman kita sedang ada di posisi itu kita harus paham kalo dia lagi nyoba untuk melangkah ke episode berikutnya. Begitupun sebaliknya saat kita lagi ada di fase itu, kita pun pasti berharap bahwa temen2 kita paham sama kondisi kita. Tanpa harus ada sindiran “we sombong amat jarang nongkorng”. 

Jadi yang kita lakukan di masa muda itu sebetulnya salah atau benar yah hanya diri kita di masa depan yang tau jawabannya. Paling ngga kita bisa simulasi sekarang dan coba luangin waktu setidaknya 1 jam  lihat beranda kita di tahun2 lalu. 

Gw yakin, lu bakal ngerasain sensasi yang gw maksud !!!



Menikmati Setiap Perhentian - Hunter X Hunter (Ging Freecss)

Aku menikmati perjalanan, 

Jadi jika jalan kita berpotongan di masa depan, Kau harus nikmati tiap perhentian yang kau lalui. Dengan sepenuh hati.

Karena di situlah kau akan menemukan hal-hal yang lebih penting daripada yang kau inginkan.

( Ging Freecss - Hunter X Hunter Eps 148 )


Kita pernah ngga nih, udah merencanakan tujuan hidup dengan matang, tapi di tengah jalan kita nemu situasi yang bikin kita lebih  tertarik dari tujuan itu sendiri  ?

—-----

Ging Freecss

Ging Freecss adalah salah satu karakter misterius di anime Hunter X Hunter yang kita bahkan ngga di kasih tau secara detail apa kemampuannya dan sekuat apa dia. Yang jelas dia adalah ayah dari Gon si tokoh utama dari anime ini. Di episode terakhir  animenya kita di sajikan momen happy ending dimana akhirnya Gon bertemu dengan ayahnya dan saling bercerita satu sama lain sebagai ayah dan anak. Ging bercerita bahwa ia sangat antusias terhadap apa yang tidak bisa dia lihat di depan mata atau mencari apa yang tidak dia ketahui. Dari perjalanan untuk mencapai tujuannya itu dia menemukan makna penting dan menceritakannya pada Gon bahwa suatu saat kita akan berhenti di suatu titik yang secara tidak kita sadari kita akan menganggap momen itu lebih berharga dari pada tujuan itu sendiri.


Tujuan Hidup 

Saat kita beranjak dewasa, kita udah mulai berpikir tentang tujuan hidup. Mau di bawa kemana nih hidup kita supaya tetep terus berjalan dan terarah. Kita asumsikan dulu bahwa setiap tujuan hidup itu adalah hal yang baik, setidaknya untuk diri kita sendiri. Dan untuk mencapai itu kita mungkin kita udah menyiapkan diri dengan segala resiko dan tantangan yang akan datang nanti. 

Suatu saat kita akan merasakan momen yang membuat kita berhenti di satu titik, bisa jadi ada musibah, tergoda sama dunia rebahan, atau episode cinta yang berkepanjangan, bisa jadi kita akan lupa sama tujuan itu sendiri. Semua hal itu yah udah wajar dan kita udah harus siap kapanpun itu terjadi. Kita ngga bisa maksa skenario hidup kita itu sempurna tanpa hambatan. Bahkan di balik kisah-kisah orang sukses pun pasti ada hal-hal yang ngga mereka suka tapi yah mereka harus terima.


Menikmati Perhentian

Ging bercerita kepada Gon bahwa ia menemukan sesuatu yang lebih penting dari pada tujuannya itu sendiri. Yaitu merasakan ikatan yang menurutnya sangat bernilai, sosok orang-orang yang membantunya secara sukarela untuk mencapai tujuannya telah memberikan hal yang sangat berkesan dalam hidupnya. Dia berkata bahwa kita harus menikmati setiap perhentian di tengah-tengah mencapai tujuan kita.

Setiap dari kita pasti udah punya bayangan bahwa keberhasilan kita untuk mencapai tujuan itu ga akan selalu seratus persen pasti berhasil. Itulah kenapa kita harus menikmati setiap perhentian, apapun tujuannya. 

Saat kita berhenti atau stag di momen tertentu, kita bisa santai dulu sambil ngopi dan coba inget-inget. Apa aja hal yang udah kita lewatin, apa yang udah kita dapetin dan apa aja yang udah berubah. Bisa jadi kita udah ngelewatin banyak hal penting yang udah Tuhan tunjukin, cuma kita nya aja yang ngga peka. Sesedarhana kita lihat foto-foto atau video lama kita, pasti ada sensasi dimana kita bisa senyum-senyum sendiri, malu dan ngerasa salting. 


Menyelesaikan Tujuan

Kita ngga akan tahu kapan Tuhan memberikan  pelajaran yang sangat berharga dan berkesan dalam hidup kita. Kadang kita terlalu fokus dengan tujuan yang bisa bikin kita jadi orang yang terlalu obsesif. Dan akhirnya kita ngga nikmatin hidup karena apa yang ada di kepala kita yah cuma tujuan, berhasil dan selesai. Mata kita udah di tutup untuk melihat kiri kanan yang sebetulnya banyak hal-hal indah yang bisa kita nikmatin. Nah kalo udah begitu apa bedanya sama delman. 

Kita perlu tahu bahwa menyelesaikan tujuan hidup yang sudah kita rancang itu bukan suatu kewajiban mutlak. Saat kita udah merancang tujuan hidup, Kita hanya sedang memberikan proposal rancangan kita kepada Tuhan, apakah itu diterima atau enggak, yaudah itu urusan Tuhan. Kita pun harus terima ketika suatu saat rancangan kita di revisi, jadi ya udah. Positif thinking aja, Tuhan lebih tahu skenario apa yang lebih cocok buat kita. 

Ga perlu merasa bersalah ketika kita lihat orang lain udah berhasil atau punya status  yang lebih tinggi. Karena Tuhan tidak menciptakan dunia ini hanya untuk memilih orang-orang yang telah berhasil dengan tujuannya. Tapi lebih ke arah mensyukuri apa aja fasilitas yang udah Tuhan kasih dan kita bisa nikmatin.

Dalam perjalanan hidup kita berhak untuk melakukan langkah serius, tapi perlu di pahami bahwa jalan tol yang panjang pun akan tetap membutuhkan rest area agar kita bisa istirahat dan tetap menikmati perjalanan dengan nyaman.