Kamis, 01 September 2022

Terlatih dan terdidik - 3 Idiots (Phunsukh Wangdu)

Ini adalah Universitas, bukan panci bertekanan. 

Bahkan singa sirkus pun belajar untuk duduk hanya karena takut di cambuk. Kita boleh sebut mereka terlatih, tapi bukan terdidik.


( Phunsukh Wangdu - 3 Idiots )

Kepribadian kita yang sekarang ini sebetulnya apakah hasil dari terlatih atau terdidik ? 

—------

Di zaman gw dulu, sering kita lihat orang tua lebih memilih untuk memukul atau membentak anaknya kalo ngga nurutin perintah orang tuanya atau ketika mereka bandel. Sebagian dari anak2 di zaman itu memilih merasa takut dengan perlakuan seperti itu, artinya yah nurut aja dan sebagian lagi memilih untuk jadi lebih bandel, alasan paling umum yah karena mereka ingin merasa lebih bebas aja. Tapi setelah dewasa kita akan tahu bahwa orang tua kita itu sebetulnya sayang dengan segala jenis kekurangan dan kebandelan yang kita punya pada saat itu, hanya saja kita bisa bilang bahwa caranya yang kurang tepat. Dan kita harus mewajari itu, selama apa yang mereka lakukan bukan tindakan kriminal dan punya tujuan yang sebenernya baik.

Nah cuplikan dari film 3 Idiots tadi menggambarkan cara orang tua melatih kita untuk melakukan hal-hal benar menurut versinya yang mereka pahamin. Dominasi sikap yang ada pada era itu yah memang seperti itu, kita dilatih untuk membiasakan diri pada tekanan yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang tangguh dan tahan banting. Dengan harapan kita bisa menjadi salah satu orang yang sukses. Menurut pemikiran dari banyak orang tua kita itu sukses bisa di terjemahkan dengan kata kaya, dan kaya berarti kita banyak uang dengan segala materi-materi yang punya.

Sedangkan sekarang kita mengetahui bahwa kekayaan bukan hanya banyaknya harta yang biasa kita sebut kaya finansial, tapi ada juga kekayaan sosial yanh berarti kita banyak relasi, kekayaan fisik yang berarti kita sehat secara fisik dan kalian harus tahu sehat itu mahal, terus kekayaan intelektual yang berarti kita kaya akan wawasan dan pemahaman, yang terakhir adalah kekayaan spiritual atau bisa kita sebut kaya iman.

Kondisi di era itu ngga kaya sekarang dimana kita udah bisa mengakses dan mempelajari banyak hal yang baik dan benar dari internet atau buku-buku yang bisa kita beli dimanapun. Yah walaupun kita tetep harus melakukan filter informasi. Dan kita juga ngga bisa menyalahkan kekolotan orang tua kita atas ketidaktahuan mereka tentang cara mendidik yang benar karena belum tentu mereka mempelajari tentang itu. Toh kita pun jika ada di posisi yang sama pun belum tentu lebih baik dalam mengajari anak-anak kita nanti. 

Menurut KBBI kata melatih itu berarti mengajarkan agar terbiasa melakukan sesuatu. Sedangkan kata mendidik itu berarti memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan. Dari sini kita paham bahwa apa yang orang tua kita lakukan dulu tentang kedisiplian, kerja keras, dan ketangguhan sikap. Itu adalah cara mereka membentuk kepribadian kita untuk menjadi kuat, bersyukurlah bagi kita yang udah di latih dengan keras dan kita bisa bertahan. Karena ngga semua anak bisa bertahan dari sikap keras orang tua dan memilih keluar jalur untuk jadi bandel. 

Yang harus kita pahamin saat ini adalah, kita ngga perlu menyalahakan orang tua manapun ketika kita tidak merasa di didik dengan benar, entah kita merasa tertekan atau merasa tidak bisa bebas untuk memilih jalan hidup. Yakini bahwa Setiap orang tua memiliki pemahamannya masing-masing, tapi di balik itu semua terkadang mereka hanya ingin yang terbaik buat kita. Justru mungkin kitanya yang ngga pernahpeka soal itu karena terlalu fokus pada tekanan dan rasa kecewa, dan memang kita pun lagi mengalami proses perkembangan berpikir. Dimana kita belum bisa memutuskan ini tuh baik atau ngga.

Saat kita sudah menjadi singa yang terlatih, maka sekarang tugas kita sebagai anak yang tangguh untuk mendidik diri kita sendiri. Kita harus mencerdaskan diri dengan belajar banyak hal, menambah wawasan yang bermanfaat dan membangun kepribadian yang berakhlak. Kita sendiri yang harus memulai untuk inisiatif merubah pola yang menurut kita kurang tepat. Dengan begitu kita dapat melengkapi apa yang mungkin belum sempat orang tua kita lakukan di masa kecil kita. 

Jika kita lahir dari keluarga yang kurang santun, maka lakukanlah inisiatif untuk merubah pola yang sudah ada. Perbaiki sikap dan jadikan dirimu sebagai puncak rantai untuk membangun ulang didikan pada anak-anakmu nanti. Begitupun jika kamu lahir dari keluarga miskin, maka belajarlah untuk membangun pribadi yang berkelas. Posisikan dirimu sebagai prototipe untuk dicontoh oleh anak-anakmu nanti. 

Dan hal paling penting yang di sampaikan oleh Phunsukh Wandu adalah jangan pernah kejar kesuksesan, tapi kejarlah kesempurnaan. Meski kita tahu bahwa kesempurnaan adalah hal yang tidak mungkin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar