Sabtu, 06 Maret 2021

Gelisah Tanpa Sebab

 

Satriawan - 13 November 2013


    Tidak selamanya kita sebagai manusia akan merasakan hidup yang bahagia. Akan ada titik dimana seseorang merasa gelisah meskipun tidak sedang bermasalah atau merasakan kecewa terhadap keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan. Ibarat sebuah mesin tubuh kita seperti memiliki sensor yang dapat merespon berbagai emosi. Ketika disakiti kita akan menangis, setelah mendapatkan kejutan kita akan ceria dan saat menerima ejekan kita akan marah. Hal tersebut merupakan respon umum yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tapi pernahkah kamu merasakan gelisah tanpa sebab ?. Jika kita analogikan kembali mengenai sensor pada mesin maka bisa disimpulkan bahwa sensor tersebut rusak karena merespon sesuatu tanpa pemicu. Jadi apakah manusia juga demikian ?. Tidak juga.

     Jika mengacu pada prinsip umum dan bertanya mengapa kita merasa gelisah tanpa sebab, memang tidaklah wajar. Tapi yang pasti akan selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan apapun, hanya saja kita memiliki batasan untuk mengetahui detailnya.

     Dari sekian banyaknya teori logis yang membahas tentang kegelisahan, mungkin kita melupakan satu hal penting yang bahkan sangat dekat dengan kepribadian kita sendiri. Bisa jadi kita terlalu sering tertawa, ceria dan bahagia sampai lupa kapan harus mengeluarkan air mata untuk bersedih. Kita sebagai manusia memiliki kecenderungan untuk menghindari kegelisahan dan akan mencari kebahagiaan sebagai bentuk penolakan dari rasa gelisah itu. Alasan paling sederhana adalah karena gelisah itu tidak menyenangkan. Memang tidaklah salah ketika kita memprioritaskan kebahagiaan dalam hidup kita sendiri, tetapi ada masanya kita memerlukan kesedihan sebagai penyeimbang emosi yang kita miliki karena pada faktanya kita lebih sering mengingat Tuhan ketika kegelisahan dan kesedihan datang sedangkan kita sering lupa adanya Tuhan ketika kita bahagia.

     Kita terlalu sering menganggap bahwa semua hal yang menyebabkan kita sedih dan gelisah adalah sebuah kondisi tidak menyenangkan yang mengganggu pikiran dan hati. Tapi kita jarang berpikir bahwa hal tersebut adalah ujian dari Tuhan untuk kita sebagai bekal untuk menghadapi ujian selanjutnya. Sama halnya seperti seorang guru yang menguji muridnya seperti memberikan soal ulangan. Ketika kita sudah mengerti konsep itu, kita hanya perlu mengerjakan soal-soal itu dan tidak perlu berpikir hasil. Jadi cukup jalani saja ujian yang diberikan Tuhan dan tidak perlu menuntut nilai tinggi karena kita diuji bukan untuk melihat angka yang sebenarnya belum tentu valid, tapi kita diuji untuk memverifikasi bahwa memang kemampuan itu sudah kita miliki.

     Apapun yang kamu alami saat merasa kecewa, sedih, gelisah dan kesepian, anggap saja Tuhan sedang tidak mengabaikanmu. Sang Pencipta sedang memperhatikanmu dengan cara-Nya yang mungkin menurutmu kurang menyenangkan. Terkadang seorang kakak sering menjahili adiknya dengan tujuan memberikan perhatian memang kurang menyenangkan bagi si adik tapi peristiwa itu membuat mereka semakin dekat sebagai saudara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar