![]() |
Satriawan - 9 April 2015 |
James L. Gibson menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur, Proses” bahwa persepsi merupakan proses kognitif yang mana digunakan oleh seseorang untuk dapat menafsirkan serta memahami dunia yang ada di sekitarnya terhadap sebuah objek.
Kita sering memandang kehidupan yang baik adalah soal mentaati peraturan, berkelakuan baik, sopan santun atau semacamnya. Persepsi itu tidak salah, hanya saja filosofi kehidupan tidak sesempit itu. Belajar tentang kehidupan tidak selalu bertemu dengan guru tetap seperti di sekolah. Pengalaman bisa kita dapat dan kita pelajari dari hal yang mungkin kita anggap remeh seperti anak kecil dan kakek-kakek yang sudah tua. Anak kecil yang memiliki mimpi sangat yakin bahwa suatu saat dia akan menjadi ini dan itu. Hal yang dapat kita pelajari adalah keyakinan dalam mengejar mimpi itu penting dan langkah awal dari mimpi adalah mendeklarasikan mimpi itu ke banyak orang.
Saat saya hadir pada Masa Orientasi Siswa di Kampus, kami diperkenalkan banyak sosok inspiratif. Salah satu yang membuat saya kaget adalah seorang kakek yang memiliki tujuh gelar dan beliau masih kuliah untuk mendapatkan gelar ke delapan. Saat itu saya tidak peduli apapun motifnya untuk mendapatkan gelar banyak tapi beliau mengajarkan kita bahwa ilmu itu penting tidak peduli berapapun sisa umur yang kita miliki. Bahkan saat kita kuliah untuk mendapatkan satu gelar, banyak hal kita keluhkan dari materi yang sulit hingga skripsi yang tak pernah kelar karena rebahan.
Dari dua contoh di atas, membuktikan bahwa hal-hal secara umum yang kita sering anggap remeh seperti anak-anak dan seorang kakek dapat memberi pelajaran berharga dibandingkan kita yang merupakan anak muda dengan sejuta harapan. Bahkan kita bisa bertanya pada diri sendiri, hal baik apa yang sudah kita lakukan untuk orang lain atau setidaknya untuk diri sendiri.
Hidup yang kita jalani sejak kecil sampai hari ini tidak selalu memiliki pengalaman dan latar belakang yang sama sehingga persepsi yang yang miliki belum tentu sama. Saat berbeda pendapat, kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menyamakan persepsi mereka dengan persepsi kiat. Yang bisa kita lakukan adalah menerima perbedaan itu. Biarkan pengalaman meluruskan pandangan kita masing-masing. Baik kita ataupun mereka, setelah menjumpai pengalaman berharga yang tepat, persepsi kita yang salah pun akan berubah. Yakinkan pada diri sendiri bahwa apa yang kita ketahui belum tentu diketahui banyak orang, begitu juga sebaliknya mungkin orang lain lebih mengetahui sesuatu dari pada kita sendiri. Perbedaan pengetahuan inilah yang harus kita pahami agar kita bisa menerima persepsi orang lain.
Berdampingan Tanpa Sudut
Pelangi yang hadir setelah hujan adalah kumpulan warna yang berbaris dengan indah. Warna yang berbeda berdekatan dan membentuk barisan yang nikmat dipandang mata, begitulah Tuhan menciptakan pelangi. Namun apa yang terjadi jika semua warna itu berbaur menjadi satu warna ?. Mungkin jawaban kalian akan sama,
Seperti pelangi, persepsi setiap orang berbeda tapi perbedaan itu membentuk suatu kehidupan yang unik dan tidak membosankan. Kita tidak perlu memaksakan bagaimana caranya semua persepsi orang dapat berbaur. Selama tujuan mereka adalah sama, mereka bisa membuat barisan indah seperti pelangi. Kita tidak bisa menjamin bahwa hidup ini akan lebih indah jika manusia memiliki satu persepsi. Justru menerima perbedaan inilah yang menjadi jaminan bahwa setiap orang akan hidup dengan berdampingan. Seperti sebuah grup musik, setiap personil bisa mengatakan bahwa permainan musiknya adalah yang terkeren. Selama semua personil menerima pernyataan itu mereka akan tetap menciptakan musik yang indah, selebihnya penonton yang menilai. Jika ada salah satu personil keberatan dengan pernyataan itu, mungkin grup itu bisa bubar hanya karena keberatan atas persepsi yang berbeda itu.
Sumber :
https://www.dosenpsikologi.com/pengertian-persepsi-menurut-para-ahli
Gibson, J.L., 1987, Organisasi dan Manajemen : Prilaku, Struktur, Proses, Penerbit Erlangga, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar