Selasa, 03 Agustus 2021

Batas Kemampuan

Satriawan - 15 Mei 2015


 Deklarasi Mimpi

     Kita telah banyak melihat orang-orang dengan mimpi mereka yang menjadi kenyataan seperti Mark Zuckerberg dengan Facebooknya, Cristiano Ronaldo dengan sepak bolanya dan Kolonel Harland Sanders dengan restorannya KFC. Mereka adalah orang-orang yang mampu mendeklarasikan mimpi mereka kepada orang lain, tidak peduli betapa konyolnya mimpi mereka bagi orang lain pada saat mereka mendeklarasikannya.

     Kebanyakan dari kita memiliki mimpi dan cita-cita tapi tidak berani untuk membicarakannya kepada siapapun. Berpikir bahwa kita akan membicarakannya setelah itu tercapai, namun pada akhirnya mimpi itu tidak ternah selesai atau berhenti di langkah tertentu. Kita sering kali meremehkan deklarasi penting itu dan menganggap hal itu adalah hal sepele dan tidak penting. Mungkin yang terjadi adalah kita kurang percaya diri dengan mimpi kita sendiri dan takut jika orang lain akan mentertawakan kita.

     Padahal deklarasi adalah simbol dari kemauan kita untuk mengambil langkah awal dari mimpi yang ingin kita capai. Sampaikan deklarasi itu kepada teman-temanmu maka akan ada banyak doa dan dukungan yang membantumu untuk mencapainya. Percayalah bahwa doa dan dukungan memberikan peluang lebih besar untuk mencapai keberhasilan. Abaikan ucapan-ucapan negatif yang ditujukan kepada mimpimu. Kalaupun kamu mengalami kegagalan, itu hanya bagian dari tantangan yang harus kamu lewati. Merasa anehlah ketika kamu tidak pernah gagal.

     Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, kalimat populer yang diketahui hampir semua orang tapi tidak semua orang dapat memahaminya secara mendalam dan menerapkannya kehidupan. Kita lebih mempercayai bahwa kegagalan adalah akhir dari mimpi. Setelah itu kita akan merubah haluan ke tujuan lain. Yah tidak salah juga sih. Tapi bukanlah hal yang mudah untuk merubah mimpi kemudian memulainya dari awal lagi. Kalaupun kamu berhasil menemukan tujuan hidup yang lain, kamu akan tetap menemukan tantangan yang memiliki peluang untuk gagal. Dan tidak mungkin kamu akan merubah mimpi setiap menemukan kegagalan.


Batas Kemampuan

     Thomas Alva Edison memiliki kebiasaan yang unik, beliau sering memegang piringan logam dan steel ball sebelum ia tidur. Setelah ia tertidur, kedua benda tersebut akan jatuh dan menghasilkan suara yang dapat membangunkannya. Pada saat itulah ia memasuki mode hypnagogia yaitu fase menuju tidur, sebuah transisi antara terjaga dan tertidur. Para peneliti percaya bahwa kondisi tersebut adalah kondisi terbaik dan akan memberikan kita ide-ide cemerlang.

     Kita kesampingkan dulu penjelasan soal hynogagia dan kebiasaan unik Kang Thomas. Yang menjadi perhatian saya adalah niat Kang Thomas untuk memegang dua benda itu. Beliau mengetahui dengan baik tentang fase hypnogagia itu, karena itulah beliau melakukan itu. Ia mengetahui bahwa batas kemampuan normal manusia bisa dimodifikasi dengan berbagai hal dan dia mengetahui itu. Hal yang paling penting adalah dia mau melakukan itu, sesaat setelah bangun akibat bunyi dari dua benda itu ia sesegera mungkin mengambil catatan untuk menyalin ide-ide cemerlang yang ia dapat.

     Thomas Edison membuktikan bahwa batas kemampuan manusia bukanlah soal bisa atau tidak, saat kita memiliki kemauan akan sesuatu, pikiran kita akan mengarahkan jalan apapun bahkan hal yang tidak masuk akal saat itu. Kita hanya akan mengetahui bahwa hal itu masuk akal setelah kita melakukannya atau jauh setelah kamu berhasil barulah kamu menyadari bahwa hal itu masuk akal. Hal-hal logis sering kali membuat kita berhenti untuk melangkah dan memudarkan kemauan kita untuk melakukan sesuatu.

     Ketika saya kehabisan ide untuk melakukan sesuatu, biasanya saya menonton film dengan genre yang saya suka. Tidak perlu film yang serius dan mengandung makna penting. Karena terkadang film-film komedi tanpa makna bisa menjadi inspirasi baik disengaja atau tidak. Pada umumnya seseorang membuat film untuk menyampaikan pesan atau makna yang ada pada film tersebut. Di sisi lain setiap penonton melihat dengan persepsi yang berbeda dari sudut pandang pembuat film. Persepsi inilah yang saya maksud. Ketidaksengajaan membuat kita menerima persepsi lain dari makna yang ingin disampaikan pada film. Kemudian persepsi itu diubah menjadi motivasi si penonton. Ketika kita termotivasi, kita cenderung berpikir positif terhadap banyak hal dan membuka pintu untuk ide-ide yang melintas di pikiran kita.

     Tidak harus pintar untuk bisa mendapatkan kebiasaan menarik yang dapat memodifikasi batas kemampuan kita seperti Thomas, kita mulai saja dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan, seperti yang sedang tren yaitu minum kopi saat senja atau minum kopi saat memulai aktivitas. Kita sudah banyak mengetahui bahwa kopi memiliki khasiat untuk meningkatkan konsentrasi di waktu-waktu tertentu. Coba saja lakukan hal-hal yang kita tahu, yang paling penting adalah kita mau melakukannya, cocok atau tidaknya itu urusan nanti. Suatu saat kita akan menemukan sendiri modifikasi seperti apa yang cocok untuk kepribadian kita. Setiap kali kita memiliki ide cemerlang, perhatikan apa menyebabkan itu terjadi. Perhatikan rutinitas yang kita lakukan, hal-hal apa saja yang dapat menjadi pemicu datangnya ide-ide itu. Kamu pasti bisa menemukannya.


Pustaka :

https://www.studilmu.com/blogs/details/3-cara-unik-untuk-mendapatkan-ide-terbaik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar